Sabtu, 19 Desember 2009

I and My Dreams

I've already watched "Sang Pemimpi" -the dreamer- which is adapted from Andrea's Hirata Novel. This movie told about Ikal and his cousin, Arai who wanted to reach their main purpose/dream, studying in Sorbonne, France. It told us it's not easy to reach our goal. Ikal and Arai worked hard to reach their dream. And in this scene I felt something. I felt that I was so lucky that I could continue my study in University easily. They come from poor family and I, although I don't come from a rich, at least my family still take over my living cost. I felt embarassed that they could reach their dream by working hard. They saved their salary to go to Jakarta. How about me? Easily, if I want to go home or back to my boarding house, I just send text or call my parents to send me the money or they buy the plane tickets. I can sleep on comfortable bed. I felt so embarassed.

Memang, untuk mengejar mimpi itu tidak mudah. Kita harus berusaha keras untuk mencapainya. Tetapi, satu hal yang akhirnya ku sadari, tidak baik menjadi orang yang terlalu ambisius. Aku punya banyak mimpi dan aku ingin menggapainya sekaligus. Awalnya aku yakin aku bisa, tetapi setelah banyak orang menyadarkanku, aku sadar, aku harus fokus. Terlalu banyak mimpi membuat kita tidak fokus dan akhirnya kita tidak dapat menggapai semua mimpi kita, satu sekalipun.

Fokuslah! Cuma itu kata yang aku ingat sekarang ketika aku ingin ini dan itu. Mama, Ayah, semuanya, maaf selama ini aku belum bisa memberikan yang terbaik. Kata-kata kalian itu benar, aku terlalu ambisius, ingin menggapai semuanya dalam seketika. Maaf... Mulai saat ini, aku akan berusaha kerasa untuk berfokus kepada satu mimpi, dan setelah mimpi itu selesai, baru aku akan berfokus ke mimpi lain. Hingga akhirnya aku bisa menggapai semua mimpi-mimpiku. Aku janji...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar