Minggu, 29 November 2009

Wiwiwiwiw.. Udah lama nggak nulis.. :D

Kira-kira udah berapa lama ya nggak nulis fesbuk..

Di semester 3 ini kayaknya kuliah makin lama makin sulit. Makin banyak tugas yang menguras otak. Atau saya yang makin malas? Sepertinya jawaban terakhir lah yang paling cocok :p
Tapi entahlah..

Ngomong-ngomongm disamping kegiatan kuliah, ada hal lain yang berhubungan dengan kehidupan kampus/kuliah yaitu pacaran. Am I right? :D

Dalam 1 minggu ini, saya telah mengobservasi status teman-teman saya di fesbuk yang berubah menjadi SINGLE. Kebetulan, salah satu dari mereka adalah sahabat saya, jadi saya akan lebih mengekspos hubungan mereka.

Mereka berdua, dulunya adalah sepasang kekasih (bahasanya lebai), adalah teman saya. Si Ce adalah teman saya di UKM Tae Kwon Do dan beberapa kepanitiaan yang menyebabkan hubungan kami semakin jauh sampai akhirnya sekarang berada di level SAHABAT. Sedangkan si Co adalah teman sekelas saya, teman satu kelompok di Ospek Jurusan sehingga pada awal kuliah, kami cukup dekat, namun karena keterbatasan gender (g nyambung sih, maksudnya, kalo cowok kan hobi maennya sama cowok, cewek sama cewek) hubungan kami sekarang berada pada level TEMAN SEKELAS.

Setelah beberapa kali putus nyambung dan pertengkaran besar, akhirnya si ce sms saya. Dia ngirim sms si co ke saya. Trus smsnya saya baca, dan isinya, seperti bentakan, ungkapan rasa marah, dsb. Awalnya saya tidak percaya, namun, setelah malamnya saya bertemu dengan si co (secara tidak sengaja) dan saya menanyakannya, saya langsung emosi. Ternyata bener, si co sms gitu. Yah, saya sih nggak nyangka aja, masa' cowok beraninya ngomong lewat sms, di telpon nggak diangkat. Saya tanya alasannya, lalu dia menjawab, lagi rungsing a.k.a riweuh a.k.a pusing. Ya, semacam itulah. Itukah alasan yang pantas dia buat untuk membuat seorang cewek menangis berjam-jam? I don't think so.

Saya menulis ini bukan berarti saya membela si cewek. Saya juga tau si cewek itu punya kelemahan, misalnya sedikit manja (menurut saya). Tapi, saya bingung harus berkata apa. Kadang mereka melebih-lebihkan/membesar-besarkan masalah yang harusnya bisa diselesaikan dengan segera. Mungkin nggak sih ini karena mereka seumuran?

Ketika SMA, salah seorang guru saya pernah berkata, "Carilah pasangan yang usianya terpaut 4 tahun. Untuk cewek, cari cowok yang usianya lebih tua 4 tahun. Dan untuk cowok, cari cewek yang usianya lebih muda 4 tahun. Hal ini dilakukan karena kepribadian cewek itu lebih tua 2 tahun dan kepribadian cowok itu lebih muda 2 tahun dibandingkan dengan umurnya. Jadi, jika perbedaan cewek dan cowok itu 4 tahun (seperti yang disebutkan di atas) omongan mereka akan nyambung a.k.a klop dan awet" (meureun.. :P)

Saya sih pernah merasakan rasanya pacaran seumuran, dan memang, kita sering bertengkat hebat hingga akhirnya putus. Tapi yang namanya penelitian manusia, nggak ada apa-apanya dibandingkan Tuhan. Jadi nggak semua manusia seperti itu.

Jujur, setelah kandasnya hubungan saya dengan sang mantan (gaya.. heu). Sekarang saya menjalin hubungan dengan seorang cowok yang usianya lebih tua 4 tahun dari saya (bukan karena alasan penelitian itu sih). We'll see, apakah penilitian itu benar atau tidak...

Kamis, 05 November 2009

Entahlah

Tuhan, aku salah apa?
Aku tiak serakah Tuhan. Aq hanya minta satu kursi untuk itu. Aku hanya pengen buat orang tua aku bangga sama aku. Aku pengen bikin mereka seneng. Aku hanya minta satu kursi, bukan 5. Hanya inilah yang aku harapkan.

Engkau ingin aku bagaimana lagi Tuhan?